10 Musim Liga Champions, Real Madrid Koleksi 5 Trofi, Barcelona Masih Mandek!
Dalam satu dekade terakhir kompetisi Liga Champions UEFA, Real Madrid kembali menegaskan status mereka sebagai raja Eropa. Klub asal ibu kota Spanyol itu sukses mengoleksi 5 trofi Liga Champions hanya dalam rentang waktu 10 musim terakhir, menunjukkan dominasi yang tak tertandingi di level tertinggi sepak bola Eropa.
Sementara itu, sang rival abadi Barcelona justru mengalami penurunan performa. Klub yang terakhir kali mengangkat trofi Liga Champions pada musim 2014/2015 itu belum mampu menambah koleksi gelar mereka selama 10 musim terakhir. Sebuah kontras tajam yang semakin memanaskan rivalitas El Clasico, bukan hanya di level domestik, tetapi juga di pentas Eropa.
Real Madrid, 5 Gelar dalam 10 Musim, Dominasi Tanpa Tanding
Real Madrid berhasil meraih gelar Liga Champions pada musim 2015/2016, 2016/2017, 2017/2018, 2021/2022, dan yang terbaru 2023/2024. Lima gelar dalam sepuluh musim jelas bukan pencapaian biasa. Itu adalah bukti nyata dari konsistensi, manajemen klub yang solid, dan kemampuan untuk terus bersaing meski menghadapi perubahan generasi dalam skuad.
Di balik keberhasilan tersebut, nama-nama seperti Zinedine Zidane dan Carlo Ancelotti patut mendapat sorotan. Zidane mencatatkan sejarah dengan membawa Madrid meraih tiga gelar berturut-turut, sebuah prestasi yang sangat langka. Sementara Ancelotti menunjukkan fleksibilitas dan kecerdasan taktik yang luar biasa dalam mengelola tim yang terus beregenerasi.
Faktor lainnya adalah mental juara yang begitu melekat dalam DNA klub. Tak peduli siapa lawan atau bagaimana situasi pertandingan, Real Madrid selalu bisa bangkit dan tampil maksimal di saat krusial. Inilah yang membuat mereka begitu disegani, bahkan ditakuti di Liga Champions.
Barcelona, Dari Puncak Kejatuhan
Berbanding terbalik, Barcelona justru kesulitan menjaga eksistensinya di kompetisi tertinggi Eropa. Sejak meraih trofi Liga Champions terakhir pada 2014/2015, klub Catalan itu tak pernah lagi menginjakkan kaki di partai final. Sejumlah kegagalan dramatis membekas di ingatan para penggemar, seperti comeback ikonik Liverpool pada 2019 dan kekalahan dari Roma di musim sebelumnya.
Transisi generasi dan pergantian pelatih berulang-ulang ikut memperburuk stabilitas tim. Sejak era Luis Enrique, kursi kepelatihan Barcelona silih berganti diisi oleh nama-nama seperti Valverde, Setien, Koeman, Xavi, dan kini Hansi Flick.
Meski pada musim 2024/2025 mereka sempat menembus semifinal, kekalahan agregat tipis dari Inter Milan kembali menjadi batu sandungan. Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun Barcelona tetap kuat di pentas domestik, mereka belum sepenuhnya mampu bersaing di panggung Eropa.
Rivalitas El Clasico Tetap Panas
Di tengah perbedaan performa di Eropa, El Clasico tetap menyajikan duel panas dan penuh gengsi. Musim 2024/2025 menjadi bukti bahwa Barcelona masih bisa mengimbangi dan bahkan mengungguli Real Madrid di kompetisi domestik.
Barca sukses mengalahkan Madrid di final Copa del Rey dengan skor 3-2, sekaligus mencatat tiga kemenangan dalam satu musim atas rival bebuyutannyaâsebuah pencapaian penting untuk menjaga mental dan moral tim.
Namun, dominasi di dalam negeri belum cukup untuk menandingi supremasi Real Madrid di Liga Champions. Inilah yang membuat rivalitas keduanya semakin kompleks dan menarik untuk terus diikuti.
Untuk kamu pecinta sepak bola Eropa dan ingin selalu update soal Liga Champions, El Clasico, dan transfer pemain, jangan lupa ikuti terus ShotsGoal. Kami hadir dengan berita akurat, tajam, dan terkini seputar dunia sepak bola dari lapangan hijau hingga balik layar!